Ahmad Sirhindi, seorang ulama India, pernah merasakan pahitnya penjara hanya karena mengucapkan salam dan enggan sujud kepada raja. Gara-gara persoalan kecil semacam ini ia mendekam di dalam jeruji besi selama bertahun-tahun. Barangkali situasinya mirip dengan zaman orde baru, hari ini mengkritik penguasa, keesokan hari sudah meringkuk di tahanan. Begitulah jika zaman dipimpin penguasa zhalim.
Siapa Ahmad Sirhindi?
Dulu, tahun 963 H, India pernah berada di bawah kekuasaan seorang raja keturunan Mongol, cucu dari Raja Timur Leng. Jalaluddin Akbar namanya. Celakanya, ia bukanlah raja yang baik dan memuliakan agama sebagaimana namanya (Jalaluddin) yang berarti “kemuliaan agama”. Alih-alih memuliakan agama, ia malah merusaknya. Selama berkuasa ia justru mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram. Kesesatannya tak tanggung-tangung, ia mengharamkan penyembelihan sapi, membangun kuil, dan berdo’a dengan menghadapkan wajahnya ke arah matahari persis seperti orang-orang Hindu.
Jalaluddin juga melecehkan para Nabi a.s. dengan sangat keterlaluan. Ia haramkan pemberian Continue reading Sirhindi dan Cucu Timur Leng