Catatan Kritis Atas Paham “Ash-Sharfah”

Anda pernah mendengar paham “Ash-Sharfah”?

quran1(1) Mereka ini yang berpandangan bahwa ketidakmampuan manusia membuat sesuatu yang serupa dengan Al-Qur’an karena faktor “eksternal”.

(2) Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah adanya campur tangan Allah, yang mencabut rasa bahasa dan pengetahuan yang mereka miliki.

(3) Dengan begitu, mereka berkesimpulan bahwa kemukjizatan Al-Qur’an bukan karena Al-Qur’an itu sendiri. Bukan karena tata bahasanya yang tinggi sehingga mereka tidak bisa menandinginya. Tetapi karena Allah telah mencabut kemampuan bahasa mereka.

(4) Jika begitu, tantangan Al-Qur’an untuk membuat yang serupa dengannya tidak fair. Begitu kata mereka.

(5) Baik. Kalau begitu pemikiran mereka, maka mari kita ajukan pertanyaan ini: “Kapankah Allah mencabut rasa dan pengetahuan bahasa mereka?”

(6) Jika mereka menjawab “sebelum datangnya Al-Qur’an”, itu mustahil. Sebab, saat itu tantangannya belum ada.

(7) Tetapi jika mereka menjawab “sejak kehadiran Al-Qur’an”, maka mengapa tidak dihadapkan karya-karya mereka sebelumnya untuk dibandingkan dengan Al-Qur’an? Bukankah jika demikian lebih fair. Sebab, karya yang mereka hasilkan dulu (menurut mereka) adalah karya yang lahir saat kemampuan bahasa mereka belum dicabut.

(8) Lalu, apakah ada karya mereka dulu yang sanggup menandingi Al-Qur’an. Ternyata tidak ada.

(9) Salah satu contoh adalah ungkapan ini:

القتل انفى للقتل
(Al-Qatlu anfa lilqatli)
“Pembunuhan lebih (mampu) menghalangi pembunuhan.”

Bandingkan dengan ayat Al-Qur’an berikut yang berbicara hal yang sama:

و لكم فى القصاص حيوة
(Wa lakum fil Qishashi hayatun)
“Dalam hukum Qishash terdapat kehidupan bagi kamu.”

(10) Adanya pengulangan kata “al-qatl” pada ungkapan pertama telah mengurangi keindahan bahasanya. Lalu lihatlah keindahan pilihan kata dalam ayat Al-Qur’an. Begitulah pendapat ahli bahasa.

(11) Pilihan kata “qishash” juga dinilai oleh ahli bahasa sebagai kata yang menunjukkan adanya keadilan. Sekaligus menunjukkan tujuan ketetapan hukum, yaitu “kehidupan” untuk manusia.

(12) Inilah Al-Qur’an. Yang datang dengan keunggulannya. Sungguh, sampai hari kiamat manusia tak akan pernah mampu menandinginya. Sebab ia datang dari Tuhan Pemilik segala pengetahuan.

[Kusnady Ar-Razi, 28/07/2013]

//

Leave a comment